A. Definisi Struktur Sosial
Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan
atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang
berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan
atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
Susunannya bisa vertikal atau horizontal.
Para ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial
sebagai berikut:
v George Simmel:
struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
v George C.
Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan
perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
v William
Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya
pengulangan pola perilaku undividu.
v Soerjono
Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan
peranan-peranan sosial.
Dalampembahasanstruktursosial, menurut Ralph
Linton, dikenalduakonseppenting, status (status) danperan
(role).Padaumumnyastruktursosialmemilikiempatelemendasar, yaitu:
v
1. Status sosial
Merupakankedudukanatauposisisosialseseorangdalammasyarakat. Status terbagiatas:
• Ascribed status → status yang didapatsecaraotomatismelaluikelahiran
• Achieved status → status yang didapatmelaluiusahasendiri
• Assigned status → status yang
diberikankepadaseseorangkarenajasanyabagimasyarakat
v
2. Peransosial
Merupakanseperangkatharapanterhadapseseorang yang menempatisuatuposisiatau
status sosialtertentu.
v
3. Kelompok
Merupakansekelompok orang yang memilikinorma-norma, nilai-nilaidanharapan yang
samasertasecarasadardanteratursalingberinteraksi
v
4. Institusi
Merupakankumpulannorma-norma yang berkisarpadapemenuhansuatukebutuhanpokok di
dalamkehidupanmasyarakat.
B. Ciri-ciri
Struktur Sosial
1. Muncul pada kelompok masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu
yang memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya
bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat.
Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan
peran indvidu. Status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan
kewajiban yang berbeda pula.
2. Berkaitan erat dengan kebudayaan
Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu
kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia
mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini
menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di
Indonesia.
Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat
Indonesia adalah sbb:
a. Keadaan geografis
Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah.
Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan
kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b. Mata pencaharian
Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang
beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri.
c. Pembangunan
Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat
Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat
menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin.
3. Dapat berubah dan berkembang
Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan
individu. Mereka bisa berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.
Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan
perkembangan zaman.
C. Fungsi Struktur
Sosial
1. Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang
dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam
latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya
sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.
2. Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul
kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan
lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan
status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut
akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi
menibulkan konsekuensi yang pahit.
3. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam
masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu
tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur
sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.
Menurutpendapat M. Polak, strukturmasyarakatmemilikifungsiantara
lain sebagaiberikut
1. Sebagai Pengawas sosial : artinya Struktur masyarakat berfungsi
sebagai penekan kemungkinan-kemungkinan dilakukannya pelanggaran terhadap norma-norma,
nilai-nilai, dan peraturan yang ada dalam kelompok atau masyarakat.
2.Struktur Sosial berfungsi Sebagai dasar dalam menanamkan suatu disiplin
social kelompok atau masyarakat karena berasal dari kelompok atau masyaraka itu
sendiri. Dalam proses ini, seorang individu atau kelompok akan mendapatkan pengetahuan
dan kesadaran mengenai sikap, kebiasaan, dan kepercayaan kelompok atau masyarakat.
D. Bentuk Struktur
Sosial
Bentuk struktur sosial terdiri dari stratifikasi sosial
dan diferensiasi
sosial. Masing-masing punya ciri tersendiri.
1. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi berasal dari kata strata
atau tingkatan. Stratifikasi sosial adalah struktur dalam masyarakat yang
membagi masyarakat ke dalam tingkatan-tingkatan.
Ukuran yang dipakai bisa kekayaan, pendidikan, keturunan,
atau kekuasaan. Max Weber menyebutkan bahwa kekuasaan, hak istimewa dan
prestiselah yang menjadi dasar terciptanya stratifikasi sosial.
Adanya perbedaan dalam jumlah harta,
jenjang pendidikan, asal-usul keturunan, dan kekuasaan membuat manusia dapat
disusun secara bertingkat. Ada yang berada di atas, ada pula yang menempati
posisi terbawah.
Berdasarkan sifatnya, stratifikasi
sosial dapat dibagi menjadi 2:
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Adalah stratifikasi sosial yang tidak memungkinkan
terjadinya perpindahan posisi (mobilitas sosial)
2. Stratifikasi Sosial terbuka
Adalah stratifikasi yang mengizinkan
adanya mobilitas, baik naik ataupun turun. Biasanya stratifikasi ini tumbuh
pada masyarakat modern.
Bentuk-bentuk mobilitas sosial:
a. Mobilitas Sosial Horizontal
Di sini, perpindahan yang terjadi tidak mengakibatkan
berubahnya status dan kedudukan individu yang melakukan mobilitas.
b. Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial yang terjadi mengakibatkan terjadinya
perubahan status dan kedudukan individu.
Mobilitas sosial vertikal terbagi menjadi 2:
ü
Vertikal naik
Status dan kedudukan individu naik setelah terjadinya mobilitas
sosial tipe ini.
ü
Vertikal turun
Status dan kedudukan individu turun setelah terjadinya
mobilitas sosial tipe ini.
c. Mobilitas antargenerasi
Ini bisa terjadi bila melibatkan dua individu yang
berasal dari dua generasi yang berbeda.
c. Stratifikasi Sosial Campuran
Hal ini bisa terjadi bila stratifikasi sosial terbuka
bertemu dengan stratifikasi sosial tertutup. Anggotanya kemudian menjadi
anggota dua stratifikasi sekaligus. Ia harus menyesuaikan diri terhadap dua
stratifikasi yang ia anut.
Menurut dasar ukurannya, stratifikasi sosial dibagi
menjadi:
a. Dasar ekonomi
Berdasarkan status ekonomi yang dimilikinya, masyarakat
dibagi menjadi:
1) Golongan Atas
Termasuk golongan ini adalah orang-orang kaya, pengusaha,
penguasan atau orang yang memiliki penghasilan besar.
2) Golongan Menengah
Terdiri dari pegawai kantor, petani pemilik lahan dan
pedagang.;
3) Golongan Bawah
Terdiri dari buruh tani dan budak.
b. Dasar pendidikan
Orang yang berpendidikan rendah menempati posisi terendah,
berturut-turut hingga orang yang memiliki pendidikan tinggi.
c. Dasar kekuasaan
Stratifikasi jenis ini berhubungan erat
dengan wewenang atau kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Semakin besar
wewenang atau kekuasaan seseorang, semakin tinggi strata sosialnya.
Penggolongan yang paling jelas tentang stratifikasi sosial berdasarkan
kekuasaan terlihat dalam dunia politik.
Dampak adanya
stratifikasi sosial:
a. Dampak Positif
Orang yang berada pada lapisan terbawah akan termotivasi
dan terpacu semangatnya untuk bisa meningkatkan kualitas dirinya, kemudian
mengadakan mobilitas sosial ke tingkatan yang lebih tinggi.
b. Dampak Negatif
Dapat menimbulkan kesenjangan sosial
2.Diferensiasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah
penggolongan masyarakat atas perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama
atau sejajar. Jenis diferensiasi antara lain:
a. Diferensiasi ras
Ras adalah su8atu kelompok manusia dengan ciri-ciri fisik
bawaan yang sama. Secara umum, manusia dapat dibagi menjadi 3 kelompok ras,
yaitu Ras Mongoloid, Negroid, dan Kaukasoid. Orang Indonesia termasuk dalam ras
Mongoloid.
b. Diferensiasi suku bangsa
Suku bangsa adalah kategori yang lebih kecil dari ras.
Indonesia termasuk negara dengan aneka ragam suku bangsa yang tersebar dari
Pulau Sumatera hingga papua.
c. Diferensiasi klen
Klen merupakan kesatuan keturunan, kepercayaan, dan
tradisi. Dalam masyarakat Indonesia terdapat 2 bentuk klen utama, yaitu:
a. Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal)
Contohnya yang terdapat pada masyarakat Minangkabau.
b. Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal)
Contohnya yang terdapat pada masyarakat Batak.
d. Diferensiasi agama
Di Indonesia kita mengenal agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Buddha, Konghuchu, dan kepercayaan lainnya.
e. Diferensiasi profesi
Masyarakat biasanya dikelompokkan atas dasar jenis
pekerjaannya.
f. Diferensiasi jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, masyarakat dibagi atas
laki-laki dan perempuan yang memiliki derajat yang sama.